Kesulitan
Belajar Membaca
Definisi
Kesulitan
belajar membaca sering disebut disleksia yang berasal dari bahasa yunani yang artinya kesulitan membaca. Ada nama-nama lain yang menunjuk
kesulitan belajar membaca, yaitu corrective readers dan remedial readers ( Hallahan,
Kauffman,& Lloyd ), 1985 :202 )sedangkan kesulitan belajar membacayang
berat sering disebut aleksia ( Lerner, 1981 :295 )
Istilah disleksia sering digunakan dalam dunia
kedokteran dan dikaitkan dengan adanya gangguan fungsi neurofisiologis. Bryan dan
Bryan mendefinisikan disleksia sebagai suatu sindroma kesulitan dalam
mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan
komponen-komponen kata dan kalimat dan dalam belajar segala sesuatu yang
berkenaan dengan waktu ,arah, dan masa.
Menurut Lerner definisi disleksia
sangat bervariasi tetapi semuanya menunjuk adanya gangguan fungsi otak.
Hornsby
( 1984 : 9 ) mendefinisikan disleksia tidak hanya kesulitan belajar membaca
tetapi juga menulis. Definisi Hornby tersebut dapat dipahami kareaana asa
kaitan yang erat antara membaca dengan menulis. Anak yang berkesulitan belajar
membaca akan berkesulitan untuk menulis dan berbahasa karena semua adalah
komponen system komunikasi yang terintegrasi.
Karakteristik
Menurut
Mercer ( 1983 : 309 ) ada empat kelompok
karakteristik berkesulitan belajar membaca yaitu,
·
Kebiasaan membaca
·
Kekeliruan dalam mengenal kata
·
Kekeliruan pemahaman
·
Gejala-gejala serbaneka
Anak bekesulitan belajar membaca
sering memperlihatkan kebiasaan mmbaca yang tidak wajar merekan ssering
memperlihatkan adanya gerakan yang enuh ketegangan seperti mengeryitkan kening
, gelisah, irama sura meninggi, atau menggigit-gigit bibir. Mereka juga sering
memperlihatkan adanya perasaan tidak aman. Pada saat membaca mereka sering
ehilangan jejak sehingga sering terjadi pengulangan atau ada baris yang
terlewatkan.
Anak berkesulitan belajar membaca
sering mengalami kekeliruan dalam megenal kata . kekeliruan jenis ini mencakup
penghilangan , penyisipan , penggantian pembalikan, salah ucap, pengubahan
letak, tidak mengenal kata dan tersentak. Gejala penghilangan tampak misalnya
pada saat dihadapkan pada bacaan “ Bunga mawar merah” dibaca oleh anak “bunga
merah”. Penyisipan terjadi jika anak
menambahkan kata pada kalimat,misalnya “bapak pergi kerumah paman” dan dibaca
anak “bapak dan ibu pergi kerumah paman”, penggantian terjadi jika ank
mengganti kata pada kalimat misalnya “itu buku kakak” dibaca anak “itu buku bapak,
pembalikan terjadi bila “ ubi” dibaca “ibu”, kesalahan ucap tampak jika “namun”
dibaca “nanum” dan pengubahan terjadi jika “ibu pergi ke pasar “ dibaca “ibu ke
pasar pergi”, gejala keraguan tampak ketika anak berhenti membaca.
Gejala kekliruan memahami akan
tampak pada banyaknya kekeliruan dalam menjawab pertanyaan yang terkait dengan
bacaan , tidak mampu mengemukkan urutan yang dibaca. Gejala serbaneka tampak
seperti membaca kata demi kata dengan penuh ketegangandan nada tinggi karena
penekanan yang tidak tepat.
Metode pembelajaran
bagi anak disleksia
Ada 3 metode belajar yang digunakan
untuk membantu anak disleksia.
- Fernald
- Gillingham
- Analisis glass
Metode Fernald
Metode ini
menggunakan materi bacaan yang dipilih dari kata-kata yang diucapkan oleh anak,
dan tiap kata yang diajarkan secara utuh . metode ini memiliki 4 tahapan. Tahapan
pertama, guru menulis kata yang hendak dipelajari diatas kertas dengan krayon,
selanjutnya anak menelusuri tulisan tersebut dengan jarinya( tactile and
kinesthetic ), pada saat menelusuri tulisan tersebut, anak melihat tulisan
(visual), dan mengucapkanya dengan keras( auditory). Proses ini dilakukan berulang
ulang sehingga anak dapat menulis kata tersebut dengan benar tanpa melihat
contoh. Tahapan kedua, anak tidak terlalu lama diminta menelusuri
tulisan-tulisan dengan jari, tetapi mempelajari tulisan guru dengan melihat
guru menulis, sambil mengucapkannya. Anak-anak mempelajari kata-kata baru pada
tahapan ketiga dengan melihat tulisanyang
ditulis di papan tulis atau tulisan cetak, dan mengucapkan kata tersebut
sebelum menulis. Pada tahapan keempat anak mampu mengingat kata-kata baru
berdasarkan kesamaan kata-kata tersebut dengan kata-kata yang dicetak atau
bagian- bagian dari kata yang telah dipelajari
Metode gillingham
Metode gillingham
merupakan pendekatan terstruktur taraf tinggi yang memerlukan lima jam
pelajaran selama dua tahun. Aktivitas pertama diarahkan pada belajar berbagai
bunyi huruf dan perpaduan huruf-huruf tersebut. Anak menggunakan teknik
menjiplak untuk mempelajari berbagai huruf. Bunyi-bunyi tunggal huruf
selanjutnya dikombinasikan ke dalam kelompok-kelompok yang lebih besar dan
kemudian ke dalam kata-kata. Ketika anak
menulis berbagai huruf anak mengucapkan bunyi huruf dan nama huruf secara
berurutan . metode ini menekankan pada fonik,dan membaca bebas baru diberikan
setelah program fonik diselesaikan
Metode analisis glass
Analisis glass
merupakan pengajaran melalui pemecahan
sandi kelompok huruf dalam kata. Metode in bertolak dengan asumsi tentang
fungsi membaca sebagai pemecahan sandi atau kodde tulisan. Ada dua asumsi yang
mendasar , pertama, proses pemecahan sandi
dan membaca merupakan kegiatan yang berbeda. Kedua pemecahan sandi
mendahului membaca.
Pemecahan sandi
adalah menentukan bunyi yang berhubungan
dengan suatu kata tertlis secara tepat. Membaca diartikan sebagai menurunkan makna
dari kata-kata yang berbentuk tulisan. Jika anak mampu memecahkan sandi tulisan
secara efisien maka anak akan bisa membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar